Skema Dana KUR untuk Usaha Kecil

Kredit Usaha Rakyat (KUR) memang khusus diperuntukkan bagi pedagang kecil dan menengah yang sedang menjalankan usahanya. Mereka membutuhkan kucuran dana KUR untuk mengembangkan usahanya. Tanpa dana itu, mungkin usahanya hanya sebatas jalan di tempat, dan keuntunganya pun hanya cukup memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dari data nasional yang diperoleh hingga tahun 2012, sekitar 61,88% dari 15.085 nasabah penerima dana KUR adalah pedagang kecil. Data itu membuktikan jika sebagian besar penerima KUR adalah di sektor perdagangan, dan yang menjalankannya masih tergolong pedagang kecil.


Skema KUR untuk pedagang kecil

Bagi pedagang kecil tentu ada skema khusus untuk mereka. Pasalnya, pemerintah sendiri menggulirkan program KUR untuk melindungi para pedagang kecil tersebut. Pedagang kecil dapat memperoleh skema kredit atau pembiayaan tanpa agunan khususnya di bawah  Rp20 juta. Dengan demikian, mereka akan lebih percaya diri lagi untuk mengembangkan dan membesarkan usahanya. Selanjutnya, usahanya tersebut dapat menjadi unit usaha yang lebih besar setelah menerima kucuraan dana KUR.

Sebenarnya, perlindungan pemerintah terhadap para pedagang kecil bukan hanya dari KUR saja, melainkan banyak program lain lain di bidang kesehatan, sosoal, pemberdayaan masyarakat, dan lain sebagainya. Sementara untuk KUR sendiri, bagi pemerintah merupakan satu skema awal yang akan dilanjutkan pada skema-skema selanutnya. Dengan tujuan akhir, yaitu secara khusus lebih menyejahterakan para pedagang kecil ini, dan secara umum dapat lebih menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia.

Cerita sukses dibalik KUR

Cukup banyak cerita sukses pera pengusaha UMKMK setelah mendapatkan KUR. Mereka yang sebelumnya hanya menjadi pedagang kecil dengan keuntungan pas-pasan. Setelah mendapatkan KUR ditambah jiwa wirausaha yang kuat, tak sedikit pedagang kecil berhasil mengembangkan usahanya menjadi lebih besar dengan keuntungan yang didapatkan juga besar.

Salah satunya adalah pemilik ruko, kedai minuman, dan es krim di kawasan Pasar Baru, Pesisir Selatan, Sumatra Barat sebut saja Wati. Dia bersama suaminya menjadi pedagang kaki lima yang berhasil mengembangkan usahanya. Sebuah ruko dan kedai yang cukup nyaman dan aman sekarang dimilikinya. Kesuksesan tersebut tidak didapat Wati bersama suaminya dengan cara mudah dan waktu singkat, namun sebaliknya. Beruntungnya mereka, setelah disetujui oleh bank pelaksana, dana KUR akhirnya cair hingga dapat mengembangkan usaha kedai minumannya itu.

Usaha Wati bersama suaminya pertama kali mendapatkan kredit modal dari KUR pada tahun 2010 dengan total pinjaman Rp10.000.000 melalui bank pelaksana BRI Cabang Painan. Sejak saat itulah, usaha Wati ini berkembang dengan pesat. Total omset penjualan es krim, kedai minuman, hingga ruko kelontong diperkirakan hingga mencapai Rp2.000.000 setiap harinya, atau sekitar Rp60.000.000 per bulan.
Wati menjadi salah satu dari sekian banyak pedagang kecil yang berhasil meraup sukses setelah mendapat pinjaman kredit dari KUR. Setelah membaca tulisan ini, Anda sebagai pengusaha UMKMK yang ingin mengajukan KUR, tidak ada salahnya mencoba.